Showing posts with label makanan bayi. Show all posts
Showing posts with label makanan bayi. Show all posts

Wednesday, February 06, 2013

9 Makanan Yang Harus di tunda dan dapat Menyebabkan Alergi Pada Bayi

Widy Jantiko
Aduh senangnya jika bayi anda sudah mulai belajar makan makanan padat. Anda tentu tengah sibuk mencari dan mempersiapkan menu-menu untuk diberikan padanya agar tidak bosan, bukan?

Tapi Bunda, Jangan sembarangan dalam memilih makanan padat pertama bagi bayi Anda. Kesalahan dalam memberi makanan padat pada bayi dapat menyebabkan alergi maupun gangguan kesehatan lainnya. tidak setiap makanan itu “boleh” langsung diberikan untuk si kecil lho. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari pemberiannya di awal-awal pemberian makanan padat. Apa sajakah itu?

1. Kacang
American Academy of Pediatrics (AAP) mengklaim bahwa tidak ada bukti bahwa menunda pengenalan makanan padat tertentu dapat mencegah alergi makanan. Tetapi Anda perlu berhati-hati ketika memberikan kacang pada bayi karena kacang adalah alergen yang paling umum.

Tunggu hingga bayi berusia lebih dari satu tahun sebelum Anda memberikan kacang atau makanan lain yang terbuat dari kacang. Waspadai efek samping seperti ruam alergi pada bayi setelah makan produk kacang.

2. Madu
Madu tidak cocok diberikan pada tahun pertama bayi karena dapat menimbulkan kondisi lengket di tenggorokan. Bukan itu saja, madu juga mengandung gula yang tidak baik jika bayi diberikan makanan yang terlalu manis lebih dini.

Madu juga mengandung spora Clostridium botulinum, meski spora ini tidak berbahaya untuk orang dewasa tetapi dapat menyebabkan botulisme pada bayi. Gejalanya adalah sembelit, kurang nafsu makan, dan kelesuan.

3. Susu sapi
Bayi di bawah usia satu tahun harus menghindari susu sapi, karena beberapa alasan. Pertama-tama, susu sapi sulit dicerna oleh bayi, dan konsentrasi tinggi dari protein dan mineral mungkin menekan ginjal bayi dan mengiritasi lambung dan usus.

Susu sapi juga tidak memberikan cukup zat besi dan vitamin C untuk bayi seperti pada susu formula atau ASI. Susu sapi mungkin aman diberikan pada bayi setelah melewati usia satu tahun dan waspadai alergi susu sapi pada bayi.

4. Gandum
Gandum dapat bersifat sebagai alergen, meskipun itu jarang sekali terjadi. Penyebabnya adalah kandungan gluten pada gandum serta protein yang susah dicerna dan dapat menyebabkan ruam kulit, diare, sembelit, atau kesulitan tidur karena rasa tidak nyaman pada perut.

Gluten adalah protein elastis yang terkandung dalam beberapa jenis serealia, terutama gandum dan produk gandum (pasta, mie, roti, dll). Sedangkan beras dan jagung tidak mengandung gluten.

Meski gluten dapat menjadi pengganti daging bagi para vegetarian, namun pemberiannya pada bayi dapat menimbulkan efek buruk, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap gluten. Efek buruk ini bisa berupa gangguan kulit seperti gatal-gatal dan eksim, gangguan pencernaan (kram perut, konstipasi, mual dan muntah), pusing, lemas, serta gangguan pernafasan.

Karena itu, sebaiknya ibu tidak memberikan makanan ini sampai usianya di atas 6 bulan, untuk menghindari reaksi alergi. Jika ingin mencari bubur instan, carilah bubur dengan bahan yang bebas gluten.

5. Jus
Jangan memberi bayi minum jus ketika usianya masih di bawah enam bulan. Jus mengandung gula yang tidak memberikan manfaat gizi yang tidak dapat Anda temukan dalam buah utuh.

Meskipun jus buah seperti jeruk dan anggur dikemas dengan vitamin C, jus tersebut bersifat sangat asam dan dapat menyebabkan masalah pada perut dan sistem pencernaan bayi terganggu.

6. Putih telur
Telur adalah sumber protein, vitamin D, dan berbagai vitamin dan mineral lainnya, tetapi jangan memberikan telur pada bayi yang masih muda terlebih dahulu. Putih telur dapat memicu alergi pada bayi.

Kebanyakan dokter tidak akan merekomendasikan pemberian telur secara keseluruhan untuk bayi kurang dari satu tahun. Dokter anak mungkin akan memberikan kuning telur saja tanpa putih telur pada bayi usia 7 sampai 10 bulan.

Ketika mengenalkan makanan baru pada bayi, tunggu hingga 2 sampai 3 hari sebelum mengenalkan makanan lain untuk mengawasi reaksi alergi yang terjadi termasuk gejala diare, ruam, atau muntah.

7. Strawberri
Stroberi merupakan buah favorit yang sehat karena dikemas dengan antioksidan dan vitamin C yang baik dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga kecuali bayi Anda. Selain bersifat asam, stroberi juga alergen yang potensial dan dapat menyebabkan ruam atau reaksi lain.

Dokter merekomendasikan untuk menunda pemberian stroberi sampai setidaknya bayi berusia satu tahun. Berikan dtroberi dalam potongan-potongan kecil atau dihaluskan agar bayi tidak kesulitan dalam menelan.

8. Coklat
Coklat mengandung kafein dan gula yang tinggi, sehingga tidak baik jika diberikan kepada bayi di bawah usia satu tahun.

9. Ikan laut  dan telur
Ikan dan telur memang merupakan sumber protein yang sangat bagus dan diperlukan oleh tubuh. Akan tetapi, pada bayi, sebaiknya ibu tidak memberikan ikan laut dan telur pada bayinya yang berusia di bawah 6 bulan.

Karena ikan laut dapat menyebabkan reaksi alergi. Alergi makanan karena ikan laut paling mudah terdeteksi, karena gejala yang ditimbulkan relatif cepat. Alergi makanan karena ikan laut termasuk reaksi alergi tipe cepat. Biasanya kurang dari 8  jam keluhan alergi sudah bisa dikenali.

Jenis ikan laut yang sering mengakibatkan gangguan adalah jenis ikan laut yang kecil, seperti udang, cumi, kerang, kepiting dan sebagainya. Sedangkan ikan laut yang agak besar seperti salmon, tuna dan sebaginya relatif lebih ringan.

Pemberian ikan laut dan telur boleh dilakukan setelah bayi berusia di atas 6 bulan. Lebih amannya di atas usia 8 bulan, karena ikan, udang dan telur menjadi bagian dari menu seimbang yang dibutuhkan gizinya oleh bayi dalam pertumbuhan di masa emasnya.

Sumber:
  • http://bkbpp.pinrangkab.go.id/index.php/artikel/89-makanan-yang-tidak-boleh-diberikan-pada-bayi
  • http://www.rumahbunda.com/nutrition-health/makanan-yang-dapat-menyebabkan-alergi-pada-bayi/